Pendidikan: Hakikat, Tujuan, dan Fungsi

Pendidikan merupakan hal yang paling mendasar bagi manusia, oleh karena itu artikel ini akan membahas hakikat, tujuan, dan fungsi pendidikan.

Teori pendidikan perlu atau harus kita pelajari karena yang akan kita hadapi adalah manusia, menyangkut nasib hidup dan kehidupan manusia, menyangkut harkat dan martabat manusia, serta ha asasinya. Perbuatan mendidik buka perbuatan sembrono, melainkan suatu perbuatan yang harus betul-betul disadarinya, dalam rangka membimbing anak kepada suatu tujuan yang akan dicapai.

Pengertian, hakikat, tujuan, dan fungsi pendidikan
Instagram: @edu_rasi

Pernah gk sih kalian kepikiran kita sudah sekolah dari SD, SMP, SMA, bahkan sampai kuliah tetapi merasa kita tidak bisa apa-apa? selama ini kita belajar ngapain sih? Datang ke sekolah duduk dengerin guru jelasin terus pulang, udah gitu ngerjain banyak PR dari guru di sekolah tadi. Begitu terus sampai tidak terasa sudah lulus.

Saya teringat perkataan seorang filsuf bernama Goerge Bernard Shaw, ia mengatakan:

“Sekolah kadang-kadang lebih buruk dari penjara.”

Kenapa begitu? karena menurutnya di penjara seseorang dipaksa untuk bisa menguasai pelajaran ini dan itu, teori ini dan itu, mengerjakan PR banyak, dipaksa berdiam diri di ruangan berjam-jam, dan pada akhirnya dites dengan ujian yang pertanyaannya berjibun. Apa ini artinya kita harus ke penjara? Ya ngga juga. Maksudnya, sekolah terlalu membebani siswanya untuk menguasai semua yang diajarkan, yang kemudian dilakukan penilaian dan penilaian tersebut menjadi patokan keberhasilan siswanya.

Bayangkan seorang anak yang harus menguasai semua pelajaran dengan nilai sempurna, kalo gk sempurna anak tersebut dianggap tidak lulus, dicap bodoh dan segala macamnya.. Padahal kalo misalnya presiden, menteri, atau gurunya sendiri ikut ujian anak SD misalnya saya yakin mereka juga tidak akan lulus.

Kemudian, sering sekali di sekolah anak itu diajarkan pelajaran yang tidak relevan dengan kehidupannya sekarang atau untuk masa depannya, misal, seorang anak disuruh untuk menghafal nama-nama ikan, menghafal nama-nama ibu kota dan lain lain, lalu itu semua gunanya untuk apa? Pas ngelamar pekerjaan itu gk bakal ditanya, bahkan ngelamar calon istri pun gk bakal ditanya.

Oleh karena itu kita perlu memahami esensi pendidikan, agar pendidikan dapat diselenggarakan dengan baik, sehingga tujuan-tujuan mulia dari pendidikan dapat tercapai.

Hakikat Pendidikan

Secara sederhana pendidikan adalah proses memanusiakan manusia. Menurut Langeveld pendidikan ialah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan.

Dengan menggunakan istilah bimbingan, secara filosofis kita dapat menghayati bahwa pendidikan itu merupakan suatu usaha yang disadari, bukan suatu perbuatan yang serampangan begitu saja, harus kita pertimbangkan segala akibatnya dari perbuatan mendidik itu. Dengan menggunakan bimbingan itu juga pendidikan tidak dilaksanakan dengan memaksakan kepada si anak sesuatu yang datangnya dari luar. Begitu juga sebaliknya tidak boleh dibiarkan begitu saja si anak berkembang dengan sendirinya.

Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa, pendidikan merupakan sebuah proses yang disadari dan terencana, berupa bimbingan maupun pembelajaran lainnya yang dapat membuat peserta didik mengembangkan potensi dirinya, agar memiliki kekuatan baik secara spiritual, emosional, dan intelektual, yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan, dalam arti luas, bukan hanya terbatas pada lingkungan formal seperti sekolah dan perguruan tinggi, tetapi juga mencakup pembelajaran sepanjang hidup dan pengalaman di luar kelas. Dengan memberikan pendidikan yang baik, masyarakat dapat mengembangkan sumber daya manusianya secara optimal untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Hakikat pendidikan juga dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

  1. Proses Pembelajaran: Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang melibatkan transfer pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya.
  2. Pembentukan Karakter: Pendidikan tidak hanya tentang peningkatan pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan kepribadian individu.
  3. Peningkatan Kualitas Hidup: Pendidikan memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup individu, memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dunia, dan membuka peluang untuk pengembangan diri.

Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan bervariasi, tetapi umumnya mencakup pemberian pengetahuan dan keterampilan, pengembangan karakter, persiapan untuk kehidupan sosial, dan persiapan untuk berkontribusi pada pembangunan masyarakat. Tujuan ini tercermin dalam berbagai dokumen kebijakan pendidikan global, nasional, dan lokal.

Tujuan pendidikan sangat bervariasi tergantung pada konteks, filosofi pendidikan, dan kebutuhan masyarakat. Berikut adalah beberapa tujuan umum pendidikan:

  1. Pengembangan Potensi Individu:

Pendidikan bertujuan untuk membantu setiap individu mengenali dan mengembangkan potensi maksimal mereka, baik dalam hal kecerdasan intelektual, emosional, sosial, maupun fisik.

Referensi: Gardner, H. (1999). Intelligence reframed: Multiple intelligences for the 21st century. New York: Basic Books.

  1. Peningkatan Kualitas Hidup:

Tujuan pendidikan adalah meningkatkan kualitas hidup individu dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan kehidupan sehari-hari.

Referensi: UNESCO. (2015). Education for Sustainable Development Goals: Learning Objectives. United Nations.

  1. Pembentukan Warga Negara yang Bertanggung Jawab:

Pendidikan memiliki tujuan membentuk warga negara yang memiliki pemahaman tentang hak dan kewajiban mereka, serta dapat berkontribusi positif pada masyarakat.

Referensi: Westheimer, J., & Kahne, J. (2004). What kind of citizen? The politics of educating for democracy. American Educational Research Journal, 41(2), 237-269.

  1. Sosialisasi dan Integrasi Sosial:

Melalui pendidikan, individu belajar untuk berinteraksi dengan masyarakat, memahami norma-norma sosial, dan menjadi bagian dari suatu kelompok.

Referensi: Durkheim, É. (1956). Education and sociology. The Free Press.

  1. Pembangunan Kreativitas dan Inovasi:

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi, memberikan ruang bagi pemikiran kritis, serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah.

Referensi: Robinson, K. (2001). Out of our minds: Learning to be creative. Capstone.

  1. Penyaringan dan Penempatan dalam Masyarakat:

Pendidikan memiliki peran dalam menyaring dan menempatkan individu dalam peran dan tanggung jawab tertentu dalam masyarakat berdasarkan bakat, minat, dan kemampuan mereka.

Referensi: Bowles, S., & Gintis, H. (1976). Schooling in Capitalist America: Educational reform and the contradictions of economic life. Basic Books.

Fungsi Pendidikan

Fungsi-fungsi pendidikan mencakup berbagai aspek, mulai dari penyediaan pengetahuan hingga pembentukan karakter. Berikut adalah beberapa fungsi pendidikan beserta referensinya:

  1. Fungsi Instruksional:

Penyampaian Pengetahuan dan Keterampilan: Pendidikan berfungsi sebagai proses instruksional untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi dari generasi ke generasi.

Referensi: Bruner, J. S. (1966). Toward a Theory of Instruction. Harvard University Press.

  1. Fungsi Sosialisasi:

Integrasi Sosial: Pendidikan membantu individu beradaptasi dengan norma-norma sosial, nilai-nilai budaya, dan mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat.

Referensi: Durkheim, É. (1956). Education and sociology. The Free Press.

  1. Fungsi Pengembangan Kreativitas:

Stimulasi Kreativitas dan Inovasi: Pendidikan memberikan lingkungan yang merangsang pemikiran kreatif dan inovatif serta memberi ruang bagi pengembangan bakat unik setiap individu.

Referensi: Robinson, K. (2001). Out of our minds: Learning to be creative. Capstone.

  1. Fungsi Seleksi:

Penentuan dan Penempatan dalam Masyarakat: Pendidikan berfungsi sebagai alat untuk menilai dan menyeleksi individu ke dalam peran dan tanggung jawab tertentu dalam struktur masyarakat.

Referensi: Bowles, S., & Gintis, H. (1976). Schooling in Capitalist America: Educational reform and the contradictions of economic life. Basic Books.

  1. Fungsi Pemberdayaan Ekonomi:

Persiapan Tenaga Kerja: Pendidikan memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi.

Referensi: Schultz, T. W. (1961). Investment in Human Capital. The American Economic Review, 1-17.

  1. Fungsi Pembentukan Karakter dan Moral:

Pembentukan Etika dan Moral: Pendidikan bertanggung jawab untuk membentuk karakter dan moral individu, mengajarkan nilai-nilai etika dan sikap bertanggung jawab.

Referensi: Noddings, N. (2003). Happiness and education. Cambridge University Press.

Fungsi-fungsi ini mencerminkan peran penting pendidikan dalam membentuk individu, masyarakat, dan membantu dalam pencapaian tujuan-tujuan tertentu dalam konteks sosial dan ekonomi. Referensi yang diberikan memberikan dasar teoritis untuk memahami konsep dan fungsi-fungsi pendidikan.

Kesimpulan

Sebagai manusia, kita tidak bisa terlepas dari pendidikan, oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab untuk kita semua memperhatikan pendidikan. Pendidikan bukan hanya di sekolah, tetapi pendidikan ada di setiap aktifitas kita. Jadikan setiap kegiatan yang kita jalani sebagai bentuk pendidikan.

Begitu juga kita terapkan kepada anak-anak atau peserta didik kita. Orang tua di rumah wajib mendidik anaknya dengan baik, berikan pendidikan anak sesuai zamannya. Sehingga anak dapat mengembangkan potensi di dalam dirinya yang relevan dengan kebutuhan di zamannya.

3 komentar